Kini hampir di seluruh belahan dunia sedang berperang melawan pandemi virus corona. Masing-masing menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna meminimalisir daya rusak Covid-19 ini seperti investasi menurun. Bukan hanya mengganggu kesehatan, wabah Covid-19 ini juga mengganggu berbagai aktivitas ekonomi. Optimisme ekonomi dunia yang tumbuh ke angka 3,3% pada 2020 sudah pasti tidak terwujud.
Sejak outbreaks coronavirus di Provinsi Wuhan, gangguan perekonomian di Tiongkok menurun. Banyak kegiatan ekonomi, industri, dan retail jadi berkurang drastis. Beberapa perusahaan besar mengurangi kegiatan bisnis secara signifikan. Pasokan pada beberapa industri besar di negara-negara lain terhambat. Yang terjadi di Tiongkok akan menjadi perhatian global karena posisinya sebagai perekonomian terbesar kedua di dunia.
Bagi Indonesia, wabah Covid-19 sendiri sudah terasa efeknya dari sektor pariwisata. Turis dari Tiongkok dan juga negara lain turun drastis. Sektor perdagangan dan rantai pasokan karena berkurangnya pasokan Tiongkok. Kini 27% impor impor non migas Indonesia dari Tiongkok dan 16,7% pangsa ekspor Indonesia ke Tiongkok sangat besar. Hal ini menyebabkan menurunnya kinerja ekspor, baik barang maupun jasa.
Berdasarkan Lembaga Analisa Keuangan Moody’s terdapat prediksi penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 dari 4.9% menjadi 4.8% (sumber dari katadata.co.id). Menurut The Global Macroeconomic Impacts of Covid-19, dampak ekonomi Covid-19 diperkirakan bisa mencapai US$ 2,4 triliun atau sekitar Rp 39.304 triliun. Jauh lebih besar ketimbang penyakit pernapasan akut SARS. Bank Pembangunan Asia atau ADB telah meningkatkan potensi kerugian ekonomi global sebesar US$ 347 miliar atau Rp 5.697 triliun karena virus corona.
Daftar isi
Nilai Investasi Menurun
Nilai tukar rupiah per tanggal 23 Maret 2020 telah mengalami penurunan tajam dari nilai Rp13.600 per dolar AS menjadi Rp16.500 per dolar AS bahkan sempat mencapai angka Rp17.000 per dolar AS. Hal ini juga berlaku untuk saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terus mengalami penurunan hingga 36,67% menjadi kisaran 3.989,52 dari 6.298.92 pada 30 Desember 2019.
Di sisi lain, suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Day Reverse Repo Rate (BI-7RR) turun menjadi 4.75%. Angka-angka ini diperkirakan adalah dampak dari penyebaran Covid-19 terhadap ekonomi dunia dan ekonomi Indonesia.
Mengingat virus corona ini sangat berpengaruh besar terhadap investasi, tentunya kamu juga harus berhati-hati dalam memilih instrumen investasi, khususnya bagi investor pemula. Namun bukan berarti kamu tidak bisa berinvestasi, masih ada kok instrumen investasi yang bisa kamu coba dengan aman.
1. Logam Mulia
Logam mulia atau emas batangan jadi salah satu investasi yang mungkin tidak asing lagi. Investasi logam mulia terbilang aman dilakukan milenial mengingat risiko yang dihadapi sangat kecil dan memiliki banyak keuntungan. Harga logam mulia relatif stabil, akan mengalami kenaikan di atas inflasi. Logam mulia sangat mudah diperjualbelikan. Kamu hanya perlu membelikan logam mulia dengan jumlah uang yang dimiliki sekarang.
2. Surat Utang Pemerintah (SBR)
SBR atau Savings Bond Ritel adalah salah satu jenis investasi berupa Surat Utang Negara (SUN) atau Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan oleh pemerintah untuk individu atau perseorangan WNI. Artinya, investasi ini dijamin oleh negara.
Kamu bisa mencoba investasi SBR karena bisa dimulai dengan modal yang ringan, yaitu mulai Rp1 juta. Dari modal yang disetorkan, investor akan mendapatkan imbalan berupa kupon (bunga). Sifat SBR sama seperti tabungan yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder atau bisa dibeli saat ada penawaran dan kemudian disimpan hingga waktu jatuh tempo yang ditentukan pemerintah.
3. Properti Apartemen
Anak muda di kota-kota besar atau kalangan milenial identik dengan pola hidup boros. Namun semakin ke sini sudah banyak kok yang mulai menyisihkan uang untuk membeli properti dengan tipe yang sederhana. Salah satunya adalah properti apartemen yang saat ini sedang menjadi tren hunian di kalangan kaum urban.
Apartemen sebagai hunian masa kini jauh lebih banyak diminati dibanding rumah petak. Tinggal di apartemen dinilai lebih praktis, karena luasnya yang minimalis sehingga tak butuh banyak waktu untuk membersihkannya. Selain itu, apartemen juga menawarkan fasilitas tambahan untuk menunjang gaya hidup modern masyarakat urban.
Jangan berpikir “wah, nggak mungkin nih investasi properti apartemen, prosesnya pasti susah, dan harganya mahal.” Sebab masih banyak kok apartemen yang menawarkan harga relatif ekonomis di lokasi yang strategis. Apartemen Pacific Garden Campus Town @Alam Sutera misalnya, apartemen Tangerang ini menawarkan cicilan hanya Rp5 jutaan! Cukup ringan bukan, untuk ukuran apartemen di Alam Sutera yang sangat strategis. Dekat dengan 3 kampus bergengsi, Binus, Swiss German University, dan Universitas Bunda Mulia, sangat sesuai sebagai sarana investasi.
Kamu dimaksudkan membeli properti ini bukan untuk segera dihuni, tetapi dijadikan sebagai lahan investasi lebih dulu. Mengingat potensi investasi apartemen ini cukup besar, yaitu mencapai 12.000 calon penyewa. Nantinya kamu bisa menyewakan apartemen dekat BINUS ini kepada para mahasiswa salah satu kampus tersebut atau kepada pegawai kantoran yang harus tinggal di Alam Sutera. Kamu pun bisa menyewakan secara harian atau bulanan melalui situs listing properti untuk proses sewa yang lebih praktis. Nah. jika kamu berminat untuk memiliki unit apartemen murah di Tangerang ini, bisa mengunjungi halaman pacificgarden.co.id.